Bahan Pembelajaran Sang Jagoan 2

3. Stock

Menghitung stock barang yang tersisa (riil) setiap hari di lakukan juga oleh sang jagoan. Stok tersebut dicocokkan dengan catatan buku dan aplikasi hp. Untuk masalah cek dan ricek masih banyak di bantu papa. Waktunya terserah sang jagoan. Apakah mau malam sebelum tidur dengan konsekuensi warung tutup lebih awal karena jam 9 waktu nya dia masuk kamar. Atau mau keesokan harinya sebelum buka warung. Kami hanya menyesuaikan kemauannya saja.

Di Minggu Minggu pertama banyak drama yang terjadi. Hampir setiap malam kami ribut tentang ini. Mulai dari kelamaan menghitung yang menyebabkan freezer jadi terbuka terlalu lama, jadi es krim nya rawan lumer. Sampai kelupaan jumlahnya. Tadi berapa ya? Dan ujung ujungnya harus menghitung ulang. Belum lagi kalau sang jagoan sudah mengantuk, jadi lebih sering salah.

Belajar manejemen stock sederhana di warung kecil mungkin bagi sebagian orang terlalu berlebihan. Tapi bagi kami, semumpung masih kecil, maka belajarnya jadi lebih mudah.

Semoga kalau di warung kecil ini bisa lolos, bisa bersiap dan melayakkan diri untuk warung yang lebih besar. Aamiin….

Apa sih yang kami ajarkan kepada Titan tentang pelajaran stock ini.

Ya sesederhana menghitung jumlah barang yang benar2 ada di freezer, dicocokkan dengan catatan stocknya.

Kapan harus kulakan lagi,

Mengevaluasi varian apa yang laku dan tidak,

Apakah perlu menambah varian baru atau sudah cukup.

Semua harus disesuaikan dengan kondisi keuangan, jangan gara2 emosi pengen semua varian di beli malah ujung-ujungnya uang cash habis.

Mempermudah pengecekkan selanjutnya dengan menstandarkan berapa jumlah per kotak nya, mau 20 untuk yang kecil-kecil, 15 untuk yang besar. Selebihnya di simpan di bawah.

Menata dengan rapi dan searah, dengan posisi tulisan menghadap ke arah pelanggan.

Stock yang tinggal sedikit diganjal dengan barang lain yang masih banyak stocknya. Agar tetap terlihat penuh dan mudah di ambil.

Mengelompokkan es krim sesuai dengan harganya agar pelanggan lebih mudah menentukan es krim mana yang akan dibeli, disesuaikan dengan budgetnya.


4. Servis excellent

Service excellent, papa nya sering menyinggung mengenai itu. Apa siihhh, makanan, minuman atau makhluk apakah sebenarnya dia? 🤣 (Jangankan Titan, emaknya saja masih banyak melongo 😅)

Sudah ah, nggak usah kebanyakan nginget inget arti nya. Tapi langsung praktek aja. Tapi yang sederhana, nggak ribet. Ingat yang belajar anak 10 tahun.

Agak susah memang mengajarkan simpati, empati, tanggap, melayani dengan sepenuh hati, bahkan sampai tahap respect the others.

Lingkungan sekitar dan tontonan menyuguhkan sesuatu yang tidak seharusnya. Serasa dunia sudah terbolak balik di saat melihat teman dalam kesusahan bahkan menderita malah ditertawakan bukan berlomba-lomba untuk memberi pertolongan.

Nggak percaya ini terjadi di sekitar kita?

Apa yang biasanya dilakukan anak-anak bahkan orang dewasa saat ada teman nya terpeleset?

Ditambah “gaya jatuhnya” yang aneh?

Hayoooo… Pasti langsung spontan ketawa kan?

Bukannya langsung otomatis menghampiri dan menolong.

Tontonan yang ada juga nggak kalah, video yang mempertontonkan “celakanya” orang lain, pasti viewer nya banyak, “semakin celaka, semakin banyak yang nonton” 😅.

Yang lebih aneh lagi, bahkan ada yang malah sengaja merekam “celakanya” diri sendiri demi mencari viewer yang banyak.

Nah pelajaran “service excellent” nya nggak usah ribet ribet, mengasah rasa empati dan simpati diantaranya.

Kenapa harus melakukan ini dan itu?

Kenapa nggak boleh ini dan itu?

Wuih ribet banget sih…..

“Protes” terkadang muncul di wajah sang jagoan. Saat kami memintanya melakukan sesuatu. Tapi dia paham benar di saat ada orang lain, pelanggan dalam hal ini, protes nya di simpan dulu, nanti kalau kita sudah ber 3, pelanggan sudah pergi, baru kita bahas.

Pantang bantah bantahan dan adu argumen di depan pelanggan.

Bukan berarti protes itu tidak boleh, tapi ada tempat dan waktunya.

Pelanggan itu adalah orang yang sengaja datang ke rumah kita, mengantarkan rejeki untuk kita. Kita hanya cukup duduk-duduk di rumah menunggu mereka datang.

Nggak patut kan kalau kita tidak melayaninya dengan baik?

Jangan sampai mereka kecewa, yang ujung-ujungnya bisa tidak ikhlas memberi uang ke kita.

Padahal uang itu kita belanjakan, jadi makanan, masuk ke tubuh kita, mengalir di seluruh tubuh kita.

Terus kalau sampai mereka nggak ridho gimana?

Hadeuh… Bisa di ribet urusannya.

Menghadapi bermacam-macam pelanggan memang sudah menjadi konsekuensi. Ada yang baik dan sabar, ada yang keburu-buru dan banyak mengomel, ada yang balita, ada juga yang lansia. Komplit.

Ada anak yang datang pengen es krim tertentu tapi uang yang dibawanya kurang. Seketika wajah cerianya berubah. Kami meminta Titan untuk memberikan es krim yang dia mau.

Bisa jadi dia berlari dari rumah dengan semangatnya, membayangkan menikmati segarnya es krim yang dia mau. Apa jadinya kalau sampai es krim yang dia pengen tidak jadi terbeli?

Coba bayangkan kalau itu terjadi padamu, apa yang kamu rasakan? Apa yang kamu harapkan di situasi seperti itu?

Mengingatkan kalau ada anak yang membeli es krim berkali-kali dalam sehari. Yakin diperbolehkan orang tuanya, yakin nggak papa?

Menawarkan kantong untuk pembeli yang terlihat kesulitan membawa es krim.

Menyalakan lampu freezer saat pelanggan kesulitan memilih karena hari mulai gelap.


5. Cara kerja runut dan sistematis

Belajar bekerja cepat, runut dan sistematis. Karena kami bekerja dengan barang yang mudah lumer, maka kami melatihkan untuk bisa bekerja dengan cepat.

Bergegas tapi tidak terburu-buru.

Runut sesuai urutan rak, jangan lompat-lompat yang ujung-ujungnya bisa bikin pusing sendiri.

Dihitung per 2 pcs es krim agar kerja lebih cepat.

Bahan Pembelajaran Sang Jagoan 1

1. Menerapkan Prokes

Bagi kami, cukup berat mengambil keputusan membuka warung ini bagi sang jagoan. Tapi ternyata Allah memudahkan semua prosesnya sampai akhirnya warung ini ada. Di sisi lain, sang jagoan tetap harus melanjutkan proses belajarnya. Pasrah dan tawakal di masa pandemi ini. Semoga Allah senantiasa menjaga kami.

Jalan satu-satunya adalah menerapkan Prokes yang cukup ketat bagi sang jagoan. Saya sangat  paham sejak awal, bahwa ini semua pasti tidak mudah, akan lebih sering cerewet dan mengomel mengingatkan sang jagoan agar selalu berprotokol. Bismillah…

Hal pertama yang harus dilakukan sang jagoan adalah bermasker dan menjaga jarak. Menggunakan hand sanitizer setelah beraktivitas.

Selanjutnya adalah membersihkan freezer bagian luar secara berkala, terutama bagian yang sering disentuh. Tidak lupa mengepel lantai agar terjaga kebersihannya. Biasanya dilakukan sebelum warung dibuka.

2. Disiplin mencatat barang terjual sekaligus laporan keuangannya

Tantangan tersendiri saat membiasakan Sang Jagoan disiplin, mencatat semua penjualan, mulai dari es krim apa yang dijual, berapa jumlahnya, sekaligus siapa saja pelanggannya.

PR kami sebagai orang tuanya adalah mencari cara mencatat yang paling sederhana bagi anak 10 tahun, sampai mencari aplikasi yang paling mudah digunakan. Jadi ada 2 macam catatan yaitu catatan manual pakai buku tulis sekaligus mengajarkan pada sang jagoan cara menghitung rumput (dikelompokkan jumlahnya per 5 satuan) dan mencatat di aplikasi jualan. Keuntungan nya saat malam hari bisa membandingkan hasil dari 2 catatan tsb.

Banyak ngobrol, evaluasi setiap saat diperlukan, apa yang dirasakan, mengganti dan mencari metode paling mudah bagi bocah. Dan menjaganya tetap BAHAGIA di setiap proses nya.

Ngos ngosan, putar otak, penuh energi, emosi dan banyak banyak gigit lidah. Karena semua ini adalah awal dari perjalanan panjang yang harus dilakukan, harapannya semoga selanjutnya sang jagoan bisa melakukan semuanya sendiri tanpa banyak campur tangan kami. Dan tentu saja menjadi pintu gerbang untuk pelajaran jualan yang lain.

Setelah catatan oke, hitung jumlah uang di kotak, apakah sesuai. Metode perhitungan nya juga dipermudah dengan mengelompokkan sesuai besaran mata uang nya. Pecahan 500, 1000, 2000, 5000, dst. Cara mencatat di bukunya juga dipermudah dengan cara menghitung per pecahan mata uang agar mudah menghitungnya. Uang 10.000 ada berapa, uang 5.000 ada berapa, dst. Kemudian ditotal jumlahnya ada berapa.

Tidak lupa menyiapkan modal untuk besok, sekaligus sebagai bahan kembalian. Jumlahnya pun tidak terlalu banyak. Sekiranya cukup saja, selebihnya disimpan di tempat lain.

Cerita selanjutnya ada di bagian 2 ya…

Tidak hanya cukup jadi Penjual saja, tapi jadilah JURAGAN

Beberapa hari ini sangatlah menyita waktu kami. Hampir sepanjang hari kami mencari cara, sistem yang sederhana, dan mudah, tapi menuju profesional. Penuh tantangan karena ini semua dibuat untuk anak 10 tahun. Dan ini adalah hal baru untuk nya.

Bahasa kami, sang jagoan kami didik bukan saja cukup jadi pedagang yang hanya melayani pembeli dan selesai. Tapi sebagai JURAGAN. Beberapa hal diperbaiki, disesuaikan, di tambah bahkan diganti. Semua berdasarkan evaluasi kami beberapa hari ini. Banyak ngobrol, bertanya apa yang dia rasakan, apa yang susah dilakukan, bagaimana pengennya, dan bagaimana seharusnya menurut pendapatnya.

Yang paling penting adalah menjaganya agar tetap BAHAGIA.

Maka pertanyaan2;

“Bagaimana masih oke?”

“Ada kesulitan?”

“Ada yang ingin diceritakan?”

“Apa yang dirasakan?”

“Masih lanjut?”

“Sejauh ini masih bahagia?”

Pertanyaan itu kerap kami tanyakan dengan harapan semua masih dalam kontrol kami. Jangan sampai kebahagiaan nya hilang karena ekspektasi kami yang terlalu tinggi. Ingat, bahwa dia hanyalah anak 10 tahun.

Beberapa point yang menjadi bahan pembelajaran bagi sang jagoan antara lain :

1. Menerapkan prokes
2. Disiplin mencatat barang keluar sekaligus laporan keuangannya
3. Stok
4. Servis excellent
5. Cara kerja runut dan sistematis

Untuk detailnya ada di cerita selanjutnya ya

Behind the scenes “Belajar Jualan jilid 2”

Berawal dari melihat iklan sales es krim di salah satu group jual beli Semarang, kami menanyakan pada sang jagoan apakah dia berani menerima tantangan, naik kelas? Yang semula dia sangat menikmati jualan es Kiko, dan sudah sampai tahap ahli bagi kami, bagaimana kalau di tingkatkan menjadi jualan es krim.

Ternyata gayung bersambut, tantangan diterima. Mulailah kami mencari informasi apa saja syarat-syarat nya, berapa harganya, bagaimana sistem kerjasama nya.

Setelah dipelajari ada beberapa hal yang hampir membuat kami mengurungkan niat untuk jualan. Tapi kalau memang sudah menjadi jalannya kita jualan es krim, pasti Allah permudah semuanya. Hal ini juga kami sampaikan pada sang jagoan. Ya sudah pasrah aja, biar Allah yang mengatur semuanya.

Tanpa kami duga, saat kami nyangkruk pagi, ada seseorang yang menghubungi papa. Dan ternyata itu adalah pegawai Aice. Beliau meminta kami melengkapi syarat-syaratnya, untuk selanjutnya beliau yang akan mengurus. Semua persyaratan sudah lengkap, tinggal menunggu saja bagaimana kelanjutan nya.

Nggak ada kabar apapun, sampai tanggal 30 Juli 2021 siang, ada mobil box bertuliskan Aice berhenti di depan rumah. Waaahhh seperti nya kita beneran jadi jualan nih. Ternyata benar. Isinya adalah freezer Aice dan bukan juga salah alamat. Tanpa basa-basi, freezer turun, dan kata bapaknya, sebentar lagi es nya datang dengan mobil yang berbeda. Alhamdulillah semuanya dimudahkan.

Sang jagoan excited banget, matanya benar-benar berbinar. Dan yang tidak kalah semangat adalah pelanggan es Kiko nya. Mereka juga tidak kalah senang, berkali-kali menanyakan kapan es nya datang? Kami sampai garuk2 kepala sendiri. Qiqiqi,,, aneh.

Malamnya box yang membawa es krim datang, seruan kebahagiaan bukan hanya dari sang jagoan saja, tapi juga dari pelanggan setianya. Yeaaayyy…. Jadi jualan es krim.

Alhamdulillah semua proses dimudahkan. Sampai sekarang yang sering kami alami adalah segala hal yang diperuntukkan untuk sang jagoan, Allah mudahkan semuanya. Kami sebagai orang tuanya sangat beruntung. Orang tuanya hanya ikut Mulyo saja. Alhamdulillah….

Pas Anniversary, Pas Naik Kelas

1 Agustus 2021

Pas 3 tahun yang lalu tepatnya tanggal 1818 (1 Agustus 2018), adalah tanggal terbentuk nya The Travelschoolers Indonesia, http://www.travelschoolersindonesia.com. Tema kami tahun ini adalah NAIK KELAS.

Apa sih wujud naik kelas yang kami rasakan sekarang…. ?

Setelah beberapa bulan lalu Sang Jagoan belajar jualan es Kiko yang hanya 1 macam es saja, bedanya adalah warna dan rasa, harganya pun sama. Pembeli nya hanya teman main sebaya yang sudah terbiasa berinteraksi ala ala mereka.

Sekarang level jualannya meningkat, jadi jualan es krim. Dengan 11 varian dan 4 macam harga. Mungkin bagi orang dewasa itu semua sangatlah mudah, tapi tidak demikian untuk anak 10 tahun. Ternyata itu tidak sederhana. Ditambah pelanggan yang datang tambah bervariasi, tidak hanya teman sebaya, tapi mulai dari balita sampai lansia.

Kalau jualan es Kiko saja mendapatkan banyak pelajaran, seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, apalagi jualan es krim ini. Pelajaran nya super duper banyak. Jangankan sang jagoan yang umurnya baru 10 tahun. Kami saja sebagai orang tuanya juga banyak belajar di sini. Dan beberapa hari ini waktu kami banyak tersita untuk mendampinginya. Terus berbenah, mencari cara terbaik dan termudah yang bisa dijalankan sendiri oleh sang jagoan.

Salah sudah pasti, salah menghitung total pembelian, salah ngasih uang kembalian, lupa ngasih sendok es krim, dll. Rasa deg degan, takut dan canggung menghadapi berbagai macam sifat pelanggan juga harus dihadapinya. Mendidik kan padanya bahwa setiap masalah yang ada sudah seharusnya dihadapi dan dicari solusinya, bukan malah lari menghindar. Dan yang paling penting membuatnya tetap BAHAGIA menjalani setiap prosesnya.

Jualan Pertama Sang Jagoan

JUALAN adalah angan2 lama kami yang belum kesampaian. Sampai akhirnya Sang Jagoan mewujudkannya tanpa sengaja.

Berawal dari cerita tentang teman2nya yang sering beli es di tempat tetangga. Letaknya lumayan jauh dari rumah kami. Karena tidak tega mendengar nya hanya bercerita bagaimana enak dan segarnya es yang dimakan temannya, kami memutuskan untuk membeli sendiri 1 pack berisi 10 bungkus es yang belum beku itu.

Waah sang jagoan senang sekali akhirnya bisa mencicipi es seperti teman2nya yang lain. Dan lagi-lagi tanpa sengaja pas dia makan es, temannya datang. Daaan…. langsung jurus jualannya dimainkan. Hey aku jualan es Lo sekarang. Mau beli ? Dan berhasil !!! Temannya langsung membelinya.

Dari yang semula hanya beli 1 pack, habis, dan kulakan lagi. Walaupun dimulai tanpa sengaja, dan pelanggannya juga cuma itu2 saja, tapi ternyata banyak hal yang bisa dipelajari dari jualan yang sederhana ini. Tidak terduga sih, tapi dalemmm…😃. Sejak awal, kami sebagai orang tuanya benar2 harus belajar banyak gigit lidah, tidak banyak ikut campur kalau dirasa tidak perlu. Walaupun kadang gemezzz…

1. Menentukan harga. Beberapa hal jadi pertimbangan sang jagoan saat menentukan harga jual es Kiko ini. Mulai dari harga kulakannya, berapa keuntungannya, sampai harga jual di pedagang pesaing nya. Kalau dijual lebih mahal, bisa jadi keuntungannya lebih banyak, tapi yang beli sedikit. Kalau harga jualnya murah, bisa jadi keuntungannya sedikit tapi banyak yang membeli. Akhirnya diputuskan harganya, dan sempat turun harga juga karena kalah dengan pesaing. Nggak papa namanya juga belajar, jadi siap berproses.


2. Keterampilan melayani, harus bergegas tapi bukan buru-buru. Segera merespon jika ada yang datang, dan ingin membeli. Langsung pakai masker dan keluar. Menanyakan keinginan pelanggan sekaligus mencocokkan dengan stok yang tersedia.


3. Menjaga kebersihan tangan agar barang yang dijual tidak terkontaminasi sesuatu apalagi di masa pandemi seperti ini, sehingga tidak dzalim dengan orang lain. Berusaha memastikan es yang diberikan kepada pelanggan dalam keadaan bersih. Cuci tangan saat mau mengambil es, cuci tangan lagi setelah memegang uang.


4. Tidak membiarkan orang lain menunggu terlalu lama dengan menyediakan uang kembalian. Ada tempat uang khusus hasil pembelian es. Isinya uang pecahan 1000, 2000 dan 5000. Karena harganya 1000 an maka pecahan uang tsb yang dibutuhkan. Jangan sampai pelanggan batal membeli gara2 nggak ada uang kembalian. Atau kelamaan menunggu karena mencari uang kembalian di wadah lain.


5. Tambahan servis memotong es sehingga siap diminum. Karena pelanggannya adalah teman2 sang jagoan yang rata2 membeli dan langsung dikenyot, maka pelayanan tambahan ini penting juga dilakukan. Kadang minta di potong di ujung kalau untuk dimakan sendiri atau dibelah di tengah kalau untuk diminum berdua. Pokoknya disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Disini tugas emaknya adalah memastikan pisau atau gunting selalu bersih, kalau habis dipakai langsung dicuci. Dan ada di tempat yang mudah dijangkau sang jagoan. Karena semua dia yang melakukan sendiri.


6. Menemukan cara promosi pada anak-anak lain dengan cara menyengaja minum es di depan rumah 😃. Kalau dalam beberapa hari nggak ada yang beli, sang jagoan langsung mencari es yang bocor, dan tidak layak dijual terus dikenyot dech di garasi. Dan sering berhasil. Akhirnya anak tetangga pengen dan ujung – ujung nya beli.


7. Menumbuhkan rasa empati dengan orang lain. Caranya dengan mengingatkan temannya yang membeli es berkali- kali dalam sehari. Terkadang jadi dilema juga sih, satu sisi bagi pedagang seperti sang jagoan, semakin sering pelanggan membeli, pasti nya bahagia, seneng dagangan nya laris. Tapi pesan kami padanya adalah pahamlah bahwa dagangannya es, maka jika dalam sehari anak yang sama membeli lebih dari 2x, haruslah diingatkan. Apa benar dia diijinkan beli es sebanyak itu atau tidak. Jangan sampai gara2 minum es kita, temenmu jadi sakit. Bagaimana pun mereka adalah teman dan tetanggamu. Berempatilah pada mereka dengan saling mengingatkan agar semuanya tetap sehat.


8. Menentukan kapan harus kulakan, kapan harus menghabiskan stok di kulkas. Tidak semua rasa jadi favorit pelanggan es sang jagoan. Hanya warna2 tertentu saja yang laris manis dan cepat habis. Padahal saat kulakan, kita tidak bisa memilih mau beli warna apa, dan biasanya semua warna ada dalam tiap kemasan walaupun kadang jumlahnya berbeda. Maka strategi yang harus dipelajari sang jagoan adalah kapan harus kulakan atau mau menghabiskan stok yang ada dulu. Kalau ingin mengabiskan stok dengan sisa warna yang kurang disukai, resikonya bisa jadi dia batal membeli. Tapi kalau semakin sering kulakan berarti stok semakin melimpah dan banyak uang diam. Dan warna yang kurang favorit semakin banyak juga.

9. Bagaimana cara agar warna2 yang kurang disukai itu laku. Mulai dari jika anak yang membeli tidak menyebutkan warna tertentu, kasih saja warna yang kurang favorit. Atau bisa di tawarkan saat ada yang membeli untuk mencoba warna yang tidak favorit itu, mungkin juga suka 😅. Namanya juga usaha, nggak ada salahnya kan mencoba.

10. Menumbuhkan mental sebagai pedagang, yang mengumpulkan uang, bukan sebagai pembeli yang hanya pintar membelanjakan uang. Terkadang kasihan di saat sang jagoan tidak rela mengambil barang dagangannya untuk dirinya sendiri. Yang dia lakukan hanya mengambil es yang bocor dan tidak layak jual. Pernah suatu saat melihatnya duduk bareng teman-teman nya yang sedang minum es dagangannya. Yang dia lakukan hanya diam. Saat ditawari untuk mengambil es nanti mama yang bayar, dia tetap tidak mau. Katanya dengan melihat dagangannya laku saja dia sudah senang. Nggak tega sih, tapi bangga….

Semoga pengalaman dan pembelajaranmu ini berguna untuk hidupmu kelak nak.

Kelak semoga di saat engkau mempunyai tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga yang menanggung hidup anak dan istrimu, ilmu2 yang engkau pelajari sekarang akan berguna.

Pulang Terlambat

Februari 2021

Kejadian mengharukan terjadi sore ini, belum pernah terjadi sebelumnya…

Sehabis ashar seperti biasa sang jagoan bermain bersama temannya, saya dan papanya pamit mau ke tempat kakung sebentar. Sampai di tempat kakung yang tidak jauh dari rumah, ternyata ada hal yang seru buat diobrolin ber 3. Tidak terasa sudah hampir jam 6 sore. Segera bergegas pulang, karena biasanya sang jagoan sudah harus ada di rumah saat adzan maghrib berkumandang. Yang terlupa oleh kami adalah, kami harus membeli kapur semut karena banyak semut di kasur sang jagoan.

Oke, mampir dulu ke minimarket biasa, dan ternyata antreannya lama… Adzan maghrib sudah berkumandang, dibarengi hujan yang lumayan deras. Tanpa berpikir panjang, kami langsung menerobos hujan. Daaannn….. sampai di rumah, sepeda sang jagoan tidak ada, kunci rumah masih tergeletak di tempat penyimpanan. Jika sebelumnya sang jagoan hanya menunggu kami di ujung gang atau di depan rumah sampai kami datang, kali ini tidak.

Seketika rasa khawatir langsung menghampiri, dia pasti nyusul ke tempat kakungnya. Langsung kami putar balik dan mencari sang jagoan, tujuan pertama kami adalah ke tempat kakung. Bayangan dan perasaan tidak enak tidak surut walaupun hujan deras mengguyur. Dimana jagoan kami, bagaimana dia menyeberang jalan besar sendirian, hujan, malam dan sendiri. Hati ini rasanya sudah setengah habis.

Dari kejahuan sebelum jalan raya, kami melihat samar2 ada anak naik sepeda sendirian. Sedikit rasa lega kami rasakan. Dan alhamdulillah, benar, itu adalah sang jagoan, dia kami temui dalam keadaan menangis. Tanpa pikir panjang, dia saya minta pindah naik motor bareng papanya, dan sepedanya saya naiki. Hujan deras masih mengguyur kami, tapi rasa lega dan plong sudah terasa. Sepeda saya kayuh di tengah hujan, sudah tidak perduli apapun bahkan ada mobil yang sengaja mengikuti di belakang tanpa menyalip. Mungkin di pikirnya ini emak2 gila atau gimana, masak sepedaan di tengah hujan2 gini. Susah seperti adegan di sinetron2 saja.

Sampai di rumah, sang jagoan mandi bareng papanya, lalu saya buatkan teh hangat dan mie rebus untuknya. Pelukan hangat untuk sang jagoan disertai permintaan maaf dari kami karena pulang terlambat. Dia pun masih ter isak2 teringat kejadian tadi.

Rasa bersalah, sedih, senang sekaligus bangga campur aduk.

Rasa bersalah karena pulang terlambat, biasanya sebelum adzan maghrib kami sudah sampai rumah.

Sedih mengingat saat2 bertemu dengan sang jagoan di tengah2 hujan deras, gelap, sambil menangis bersepeda sendirian.

Senang, bersyukur alhamdulillah jagoan kami baik2 saja. Dan bangga karena sang jagoan melakukan itu semua karena sangat perduli dengan orang tuanya. Cemas papa mamanya belum pulang padahal adzan maghrib sudah berkumandang. Dia rela menerobos hujan deras, melewati gelap yang sangat ditakutinya, nekat melewati jalan raya sendirian, hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya tanpa kami.

Banyak hal yang semakin kami tekankan untuk sang jagoan, karena dia lebih sering memilih untuk tinggal di rumah saja, daripada ikut kami keluar rumah, apalagi kalau cuma dekat dan sebentar. Dari apa yang harus dilakukan kalau papa mamanya pulang terlambat. Dari lebih baik menunggu di rumah saja sampai waktu tertentu, karena tidak pernah ada yang tahu ada hambatan apa di jalan.

Misalkan jalan macet, ban kempes, dll. Maka bukannya kami sengaja terlambat, tapi terkadang ada hal yang tidak terduga terjadi di jalan. Lalu lebih baik menunggu di tetangga yang membuatnya nyaman sampai kami datang. Kami memberikan alternatif pilihan hal2 apa saja yang bisa dia lakukan jika di rumah sendirian.

Point penting yang kami tekankan pada nya adalah, mama papa pasti pulang, kecuali Allah menentukan lain. Tidak mungkin mama papa sengaja meninggalkan kamu sendirian di rumah apalagi bersenang2 di luar sana tanpa mengajakmu. Ingat itu baik2 nak….Mama papa sayang adek

BELAJAR DARI SEKITAR

"Mama, mama, lihat…. Ade nemuin sesuatu". Lagi asik goreng goreng masak masak tumis tumis, eee sang jagoan teriak sambil berlari dari depan, ternyata dua lelaki jagoan ku lagi melihat pohon kelengkeng di depan rumah, dan yang dibawa masuk ke rumah bukan buahnya tapi malah daunnya.

Dia menunjukkan hasil temuannya dengan papanya. Daun kelengkeng yang warnanya berbeda dan ada garis coklat di tengah yang semakin memperjelas perbedaan warna daun itu. Hijau tua dan hijau muda dalam satu daun.

Penjelasan panjang lebar sudah diberikan papanya atas hujan pertanyaan dari sang jagoan. Dan topik itu jadi bahan obrolan kami siang ini setelah makan siang.

Kenapa saat saya dan papanya dulu sekolah tidak pernah dijelaskan dengan sederhana mengenai fotosintesis ya?

Sebenarnya sesederhana mengamati pepohonan yang banyak dijumpai di sekitar sekolah kami yang berada di desa.

Dimulai dari pertanyaan apa itu fotosintesis?

Apa fungsi daun dalam fotosintesis?

Bagaimana jika daun terlipat seperti yang ditemukan sang jagoan?

Atau mengadakan percobaan dengan menutup sebagian daun dengan lakban atau kertas, apa bedanya dengan daun yang tidak ditutup?

Apakah daun yang berada di tempat teduh dan langsung terpapar sinar matahari warnanya sama?

Kenapa bisa begitu?

Waaah pasti seru sekali kalau pembelajarannya seperti itu. Murid2 bisa menghirup udara segar di luar kelas, praktek sambil bermain tentu saja dan yang paling penting tahu peristiwa yang sebenarnya.

Bukan hanya membaca buku, mendengarkan guru menerangkan, repot2 menggambar yang mungkin tidak mengerti maksudnya, yang penting menggambar saja dan membayangkan sesuatu yang bahkan mungkin tidak terbayang sama sekali.

Pembelajaran sederhana, mudah dilakukan dan pasti lebih mudah dan lebih lama diingat…

HATI HATI DENGAN MAKANANMU

Hati2 dengan makanan yang kamu makan

Hari ini hari libur, seperti biasa kalauhari libur, jadwal sang jagoan sangat padat, dia bakalan main sepanjang hari. Sejak dia membuka mata sampai adzan maghrib berkumandang.
Sebelum berangkat maen, dia selalu sarapan dan menyiapkan protokol bermain ala2 keluarga kami. Pagi ini menu yang terhidang sangat spesial, yaitu tempe goreng merica. Yap, makanan yang notabene tidak disukai sang jagoan. Drama2 banyak terjadi saat makan, dari minum di sela2 makan, break makan dengan berkeliling melihat kondisi halaman, bengong, dll. Intinya, makan sambil menghibur diri.
Kami memang menyengaja menyajikan makanan seadanya untuknya, walaupun itu adalah makanan yang tidak dia sukai, apakah kami tidak punya stock makanan lain? Jawabannya alhamdulillah ada di kulkas, tapi kami ingin dia bisa makan apa saja yang tersaji di depannya selama itu halal. Bukan kami ingin menyiksa dia dengan hal yang tidak disukainya, tapi kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi hidup di masa depan.
Dari aktivitas makan saja, banyak hal yang bisa dipelajari buat sang jagoan
1. Mempersiapkannya hidup dengan kondisi terburuk
Apakah kita yakin rejeki akan selalu berlimpah untuk membeli makanan yang enak. Doa yang terbaik tentulah selalu dipanjatkan untuk kebaikannya, tapi kondisi terburuk tetap dipersiapkan agar sang jagoan bisa hidup dalam kondisi apapun. Maka mempersiapkan dia kuat dengan kondisi terburuk adalah sebuah keharusan. Karena membiasakan hidup mewah pastilah jauh lebih mudah daripada menerima kondisi sederhana. Semoga sang jagoan bisa hidup dalam kondisi apapun dimanapun dia berada.
Jangan sampai anak kita mati gara2 tidak bisa makan kalau makanannya tidak enak, tidak mau makan kalau lauknya bukan daging, ayam, ikan.
2. Makanan yang kita makan masuk ke dalam tubuh kita
Hal sederhana yang sering saya tanyakan pada sang jagoan di saat dia malas makan gara2 tidak suka dengan lauknya adalah
"Apakah kamu akan membantu teman yang minta tolong kepadamu, padahal baru saja temanmu tsb mem bully kamu?"
Sebuah analogi sederhana untuk sang jagoan di saat dia menghina makanan yang akan dimasukkan ke dalam tubuhnya. Ingatlah bahwa makanan itu akan masuk ke dalam tubuhmu, dicerna di dalam dan nutrisi nya akan masuk ke darah dan dimanfaatkan tubuhmu untuk hidup.
Apakah jadinya kalau makanan yang kamu mintai tolong menyehatkan tubuhmu itu kamu hina sebelumnya dengan menyumpahi nya dengan kata2 yang tidak sepatutnya. Misalkan "Uuuhhhh makanan tidak enak, aku tidak suka".
Apa jadinya makanan tersebut kalau masuk ke dalam tubuh kita?
Bukankah selayaknya kita memuliakan makanan yang akan kita makan dengan mensyukuri kehadirannya dan berdoa sebelum memakannya. Semoga Allah ridho, sehingga makanan ini masuk ke tubuh kita dan menjadikan tubuh kita sehat.
3. Mengajarkan menerima apa adanya (No Complain)
Mengacu pada pola didik jaman kecil mama papa nya dulu, cuma tanya "Makannya pakai lauk apa?" saja sudah dapat murka, belum lagi ditambah hukuman tidak dapat jatah makanan.
Apalagi sampai protes "Kok makanannya cuma ini doank?" atau "Kok lauknya cuma segini?" Wah pasti sudah seperti bencana besar. Hiiii… ngeri….
Maka kami mengajarkan untuk makan makanan apapun yang disediakan di meja. Tidak boleh banyak protes, apalagi komentar makanannya kurang manis lah, keasinan lah, dll. Sudah untung dimasakin, cuma tinggal makan saja. Kalau tidak terima dengan makanan yang sudah disediakan silahkan masak sendiri. Malah jadi meringankan pekerjaan yang masak. Tinggal makan saja kok kebanyakan protes.
Yang sering kami obrolkan dengan sang jagoan adalah, belum tentu kelak istrinya pintar memasak, kalau sedari kecil tidak dibiasakan makan apa adanya, tentulah keribetan akan terjadi di rumah tangga nya besok. Makan harus dimasak begini, tidak suka kalau dimasak begitu lah. Waaahhh…. pasti ribet. Nggak bisa membayangkan kalau punya suami yang kebanyakan mau. Maka tidak ada salahnya lah para suami memperingan pekerjaan istri. Kalau punya rejeki lebih sih oke2 saja beli makanan mateng, tapi kalau rejeki sedang pas pasan bagaimana?
4. Mengajarkan adab bertamu
Pernahkah menemui anaknya teman atau saudara yang banyak protes dengan makanan yang disajikan untuk mereka?
Bahkan sampai mereka mogok makan gara2 tidak cocok dengan lauk yang sudah capek2 disiapkan oleh tuan rumah….
Bagaimana perasaan kita saat menyaksikan peristiwa itu? Apakah merasa wajar karena memang masih anak2?
Kalau ternyata anak kita bersikap seperti itu saat bertamu bagaimana? Bagaimana reaksi kita?
Bagi kami, itu hal yang sangat fatal. Bisa jadi murka luar biasa kalau sampai jagoan kami melakukannya.
Tahukah kita bisa jadi makanan tsb adalah sajian terbaik di rumah mereka. Tuan rumah bahkan sudah memikirkan apa nih menu terbaik yang akan disajikan sebelum tamu datang. Bisa terbayang capek dan keringat yang terkucur gara2 harus menyiapkan makanan untuk tamu yang akan datang, dari belanja, masak, dll.
Belum lagi, mungkin saja rejeki mereka tidak banyak saat itu dan bersedia mereka korbankan demi memuliakan tamu. Mungkin bukan makanan mahal, tapi itu adalah yang terbaik yang bisa diberikan.
Bisa terbayang kalau sikap tamu yang datang mengecewakan, bagaimana perasaan sang tuan rumah?
5. Pastikan piringmu dalam keadaan bersih, karena bisa jadi keberkahan dari sepiring makanan yang kamu makan ada pada bulir nasi terakhir.
Lumayan menantang juga mengajarkan hal yang satu ini pada sang jagoan, karena banyak senior di sekitarnya menyisakan makanan di piring nya dan dibuang sia2. Pffffff….. piye jal???
Sedangkan jika sang jagoan makan bersama kami, wajib memastikan tidak ada satu bulir nasipun yang tersisa di piringnya sebelum diletakkan di tempat cucian piring.
Mau sombong menyisakan makanan kita yang akhirnya terbuang sia2? Jangankan sebulir nasi, setengah bulir pun kita tidak bisa menciptakannya. Belum lagi kalau dipikirkan cerita bagaimana sepiring nasi bisa sampai di meja makan kita? Dari proses mengolah tanah sawah, bibit, panen, distribusi, masak, dll , dsb. Seberapa panjang proses yang terjadi? Waaahhh panjang ceritanya.,,..